Pengertian E-Marketspace
Pasar
dimana para penjual dan para pembeli menukar jasa dan barang-barang
untuk uang atau untuk jasa dan barang-barang lainnya, yang dilakukan
secara elektronis .
Fungsi utama pemasaran :
* Mempertemukan para pembeli (konsumen) dan para penjual (pelaku bisnis)
* Memudahkan pertukaran informasi, barang-barang, jasa, dan pembayaran dihubungkan dengan transaksi pasar
* Menyediakan suatu infrastruktur kelembagaan.
Komponen E-Marketspace
* Consumer (Konsumen)
* Seller (Penjual)
* Barang (Berupa fisik atau Digital)
* Front-End
* Mitra Bisnis
* Dukungan Pelayanan (Support Services)
* Infrastruktur
* Back End
Marketspace - lingkungan pertukaran informasi dan komunikasi berbasis elektronik - adalah konsep yang
relatif baru dalam pemasaran .
Karena batas-batas fisik tidak lagi mengganggu membeli / menjual
keputusan, dunia telah tumbuh menjadi marketspaces beberapa industri
tertentu yang integrasi pasar melalui komputer yang canggih dan teknologi telekomunikasi.Para marketspace jangka diperkenalkan oleh Rayport dan Sviokla pada tahun 1994 [ rujukan? ] (lihat Rayport, Jeffrey F. dan John J. Sviokla, "Mengelola dalam Marketspace itu," Harvard Business Review,
Nov / Dec 1994, Vol 72,. Edisi 6 , hal 141-150). untuk membedakan
antara pasar elektronik dan konvensional. Dalam marketspace, informasi
dan / atau barang fisik dipertukarkan, dan transaksi dilakukan melalui
komputer dan jaringan.
Sumber : en.wikipedia.org/wiki/marketspace.
E-marketspace
Sejak masyarakat Indonesia mulai akrab dengan Internet, kebiasaan
berbisnis mulai berubah. Dahulu, surat menyurat dilakukan dengan menggunakan
kurir atau mesin faks, hal ini sangat tidak efektif dan efisien. Bayangkan
berapa anggaran yang harus perusahaan keluarkan untuk biaya kurir dan kertas
faksimili yang notabene sangat mahal. Tetapi dengan hadirnya Internet dan
hampir semua gedung perkantoran di Jakarta telah menggunakan Internet, otomatis
biaya-biaya yang besar tersebut dapat dikurangi hampir setengah dari
pengeluaran rutin untuk kertas faks dan biaya kurir.
Ketika internet sedang booming pada tahun 1995-2000, impian untuk "menginternetkan" pengusaha kecil dan menengah menjadi impian para pengusaha Internet yang penuh idealisme terhadap perkembangan Internet di Indonesia. Namun ketika itu, infrastruktur teknologi internet sangat tidak terjangkau untuk para pengusaha kecil, sebagai contoh, untuk mendapatkan sebuah koneksi internet di Indonesia saat itu harus mengeluarkan biaya Rp 500.000 / bulan. Itu belum termasuk biaya pembelian komputer yang mencapai 8-9 juta rupiah untuk satu unit komputer dengan spesifikasi Pentium 233 dengan RAM 32 pada tahun 1998.
Dengan kondisi saat ini, teknologi Internet sudah sangat terjangkau walaupun untuk pengusaha kecil dan menengah. Untuk satu koneksi Internet, anda cukup menggunakan koneksi internet dengan Telkomnet Instant yang dapat digunakan tanpa dipungut biaya berlangganan dan sangat mudah karena tagihan internet menjadi satu dengan tagihan telepon anda. Sedangkan untuk sebuah unit komputer dengan spesifikasi Pentium 4 1.5 Ghz RAM 128 dapat anda bayar dengan harga 3 juta rupiah saja.
Pengunaan Internet bagi pengusaha kecil
Internet bagi sebagian telah akrab dengan teknologi Internet telah menjadi sebuah kebutuhan. Karena informasi apapun yang anda cari dapat anda dapatkan dari Internet teidak terlepas dari bisnis. Untuk mendapatkan bisnis pun dapat anda raih dengan menggunakan internet, walaupun impian untuk bertransaksi secara online masih jauh dapat di implementasikan pada masyarakat Indonesia yang dengan ketidakpahaman terhadap teknologi secure payment. Tapi bagi pengusaha kecil Indonesia…?? Apakah teknologi Internet telah menjadi sebuah kebutuhan bagi mereka..?? Jawabnya tentu anda tahu, banyak dari mereka yang sangat awam dengan teknologi internet. Apalagi berbisnis menggunakan Internet, sangat jauh dari impian terliar mereka untuk mendapatkan bisnis dengan Internet.
Untuk lebih mengenalkan Internet untuk para pengusaha kecil dan menengah, diperlukan usaha yang serius untuk mengedukasi para pengusaha tersebut. Seperti yang dilakukan Rajacraft.com, sebuah unit bisnis dari Indo.com yang mendapat dukungan dana daro sebuah lembaga internasional untuk membuat pelatihan bagi pengusaha kecil kerajinan Bali. Tujuannya dari program ini adalah untuk membantu para pengusaha kecil Bali yang sejak tragedy bom Bali kehilangan para Buyers yang tidak datang kembali untuk bertransaksi di workshop para pengerajin tersebut. Untuk itu solusi mengedukasi para pengerajin Bali untuk mengetahui Internet merupakan jalan keluar untuk memecahkan masalah para pengerajin Bali. Setelah mengedukasi tentang Internet maka sebanyak 200 pengerajin tersebut mendaftarkan diri kedalam e-marketplace Rajacraft.com. Dengan bergabung kedalam sebuah e-marketplace, seorang pengerajin akan disediakan website untuk memajang barang dagangannya. Dalam program tersebut Rajacraft.com mendapat dukungan dana untuk melakukan kampanye online di search engine Google.com sehingga e-marketplace Rajacraft.com menargetkan sebanyak 30.000 pengunjung perbulannya.
Apa yang istimewa dari sebuah e-marketspace? E-marketplace bisa di ibaratkan sebuah mal atau pusat perbelanjaan. Dimana terdapat vendor-vendor yang berdagang didalamnya, dan seperti layaknya sebuah pusat perbelanjaan e-marketplace pun melakukan promosi di jagad internet yaitu didalam search engine. Yang jika di dalam dunia nyata, search engine itu ibarat direktori nomer telepon bagi para pengunjung Internet. Semakin tinggi pengunjung yang mengunjungi sebuah e-marketplace maka semakin baik untuk para vendor-vendor tersebut.
Keuntungan para pengusaha kecil dan menengah untuk bergabung dalam e-marketplace yaitu para pengusaha kecil dan menengah tersebut tidak perlu melakukan marketing online terhadap website dan produknya. Karena biaya untuk melakukan kegiatan marketing telah diambil alih oleh pemilik e-marketplace tersebut. Para pengusaha kecil dan menengah tinggal menanti order dari para buyers yang melakukan inquiry ke e-marketplace tersebut.
Ketika internet sedang booming pada tahun 1995-2000, impian untuk "menginternetkan" pengusaha kecil dan menengah menjadi impian para pengusaha Internet yang penuh idealisme terhadap perkembangan Internet di Indonesia. Namun ketika itu, infrastruktur teknologi internet sangat tidak terjangkau untuk para pengusaha kecil, sebagai contoh, untuk mendapatkan sebuah koneksi internet di Indonesia saat itu harus mengeluarkan biaya Rp 500.000 / bulan. Itu belum termasuk biaya pembelian komputer yang mencapai 8-9 juta rupiah untuk satu unit komputer dengan spesifikasi Pentium 233 dengan RAM 32 pada tahun 1998.
Dengan kondisi saat ini, teknologi Internet sudah sangat terjangkau walaupun untuk pengusaha kecil dan menengah. Untuk satu koneksi Internet, anda cukup menggunakan koneksi internet dengan Telkomnet Instant yang dapat digunakan tanpa dipungut biaya berlangganan dan sangat mudah karena tagihan internet menjadi satu dengan tagihan telepon anda. Sedangkan untuk sebuah unit komputer dengan spesifikasi Pentium 4 1.5 Ghz RAM 128 dapat anda bayar dengan harga 3 juta rupiah saja.
Pengunaan Internet bagi pengusaha kecil
Internet bagi sebagian telah akrab dengan teknologi Internet telah menjadi sebuah kebutuhan. Karena informasi apapun yang anda cari dapat anda dapatkan dari Internet teidak terlepas dari bisnis. Untuk mendapatkan bisnis pun dapat anda raih dengan menggunakan internet, walaupun impian untuk bertransaksi secara online masih jauh dapat di implementasikan pada masyarakat Indonesia yang dengan ketidakpahaman terhadap teknologi secure payment. Tapi bagi pengusaha kecil Indonesia…?? Apakah teknologi Internet telah menjadi sebuah kebutuhan bagi mereka..?? Jawabnya tentu anda tahu, banyak dari mereka yang sangat awam dengan teknologi internet. Apalagi berbisnis menggunakan Internet, sangat jauh dari impian terliar mereka untuk mendapatkan bisnis dengan Internet.
Untuk lebih mengenalkan Internet untuk para pengusaha kecil dan menengah, diperlukan usaha yang serius untuk mengedukasi para pengusaha tersebut. Seperti yang dilakukan Rajacraft.com, sebuah unit bisnis dari Indo.com yang mendapat dukungan dana daro sebuah lembaga internasional untuk membuat pelatihan bagi pengusaha kecil kerajinan Bali. Tujuannya dari program ini adalah untuk membantu para pengusaha kecil Bali yang sejak tragedy bom Bali kehilangan para Buyers yang tidak datang kembali untuk bertransaksi di workshop para pengerajin tersebut. Untuk itu solusi mengedukasi para pengerajin Bali untuk mengetahui Internet merupakan jalan keluar untuk memecahkan masalah para pengerajin Bali. Setelah mengedukasi tentang Internet maka sebanyak 200 pengerajin tersebut mendaftarkan diri kedalam e-marketplace Rajacraft.com. Dengan bergabung kedalam sebuah e-marketplace, seorang pengerajin akan disediakan website untuk memajang barang dagangannya. Dalam program tersebut Rajacraft.com mendapat dukungan dana untuk melakukan kampanye online di search engine Google.com sehingga e-marketplace Rajacraft.com menargetkan sebanyak 30.000 pengunjung perbulannya.
Keuntungan e-Marketspace
Apa yang istimewa dari sebuah e-marketspace? E-marketplace bisa di ibaratkan sebuah mal atau pusat perbelanjaan. Dimana terdapat vendor-vendor yang berdagang didalamnya, dan seperti layaknya sebuah pusat perbelanjaan e-marketplace pun melakukan promosi di jagad internet yaitu didalam search engine. Yang jika di dalam dunia nyata, search engine itu ibarat direktori nomer telepon bagi para pengunjung Internet. Semakin tinggi pengunjung yang mengunjungi sebuah e-marketplace maka semakin baik untuk para vendor-vendor tersebut.
Keuntungan para pengusaha kecil dan menengah untuk bergabung dalam e-marketplace yaitu para pengusaha kecil dan menengah tersebut tidak perlu melakukan marketing online terhadap website dan produknya. Karena biaya untuk melakukan kegiatan marketing telah diambil alih oleh pemilik e-marketplace tersebut. Para pengusaha kecil dan menengah tinggal menanti order dari para buyers yang melakukan inquiry ke e-marketplace tersebut.
Sumber : www.myspace.com/269527295/blog/322554544
Supply Chain
Merupakan
suatu aliran barang, informasi, uang dan jasa melalui para penyalur
pabrik-pabrik dan gudang sampai kepada pelanggan akhir.
* Upstream Supply Chain : Merupakan aktifitas dari pada penyalur (pabrikan atau assemblers) dan para penyalur lainnya.
* Internal Supply Chain : Merupakan semua proses in-house yang digunakan didalam mentranformasi masukan yang diterima dari para supplier kedalam hasil organisasi.
* Downstream Supply Chain : Merupakan semua aktifitas yang melibatkan dalam pengiriman produk
kepada pelanggan.
* Membuat persediaan yang terintegrasi
* Pengisian ulang (Replenishment) yang berkelanjutan
* Build To Order, merupakan model suatu perusahaan yang langsung memulai melakukan pengolahan pesanan dari pelanggan dengan seketika, ketika pesanan tersebut diterima
* Channel Assembly, merupakan model di mana produk dirakit dengan seketika, dan langsung dipindahkan melalui saluran distribusi.
* Karakteristik Produk
- Tipe Produk
- Harga Produk
- Ketersediaan Standar Produk
- Informasi Produk
- Intellegent System boleh menggantikan Broker
- Volume Rendah dengan margin keuntungan transaksi yang lebih tinggi
- Pembeli yang seperti pasien / selalu butuh
- Pembeli yang menganalisa
Simchi-Levi mendefinisikan Supply Chain Management (SCM) sebagai berikut (2000:1): "Apakah set pendekatan digunakan untuk efisien mengintegrasikan pemasok, produsen, gudang dan toko, sehingga barang yang diproduksi dan didistribusikan pada jumlah yang tepat, di sebelah kanan lokasi dan pada waktu yang tepat, untuk meminimalkan biaya sistem yang luas sedangkan persyaratan tingkat layanan yang memuaskan "sedangkan Hanfield dalam bukunya supply Chain Redesign (2002:8) mendefinisikan SCM sebagai berikut:". Apakah integrasi dan manajemen organisasi rantai suplai dan kegiatan melalui hubungan organisasi koperasi, proses bisnis yang efektif, dan tingkat tinggi berbagi informasi untuk menciptakan sistem nilai berkinerja tinggi yang memberikan organisasi anggota keunggulan kompetitif yang berkelanjuta ".
Terdapat 3 hal yang perlu diperhatikan :
Komponen dari Supply Chain :
* Upstream Supply Chain : Merupakan aktifitas dari pada penyalur (pabrikan atau assemblers) dan para penyalur lainnya.
* Internal Supply Chain : Merupakan semua proses in-house yang digunakan didalam mentranformasi masukan yang diterima dari para supplier kedalam hasil organisasi.
* Downstream Supply Chain : Merupakan semua aktifitas yang melibatkan dalam pengiriman produk
kepada pelanggan.
Tipe dari Supply Chain
* Membuat persediaan yang terintegrasi
* Pengisian ulang (Replenishment) yang berkelanjutan
* Build To Order, merupakan model suatu perusahaan yang langsung memulai melakukan pengolahan pesanan dari pelanggan dengan seketika, ketika pesanan tersebut diterima
* Channel Assembly, merupakan model di mana produk dirakit dengan seketika, dan langsung dipindahkan melalui saluran distribusi.
Faktor sukses E-Market
* Karakteristik Produk
- Harga Produk
- Ketersediaan Standar Produk
- Informasi Produk
* Karakteristik Industri
- Diperlukan Broker- Intellegent System boleh menggantikan Broker
* Karakteristik Penjual
- Konsumen akan mencari penjual dengan harga yang murah- Volume Rendah dengan margin keuntungan transaksi yang lebih tinggi
* Karakteristik Pembeli
- Pembeli yang sesuai dengan selera - Pembeli yang seperti pasien / selalu butuh
- Pembeli yang menganalisa
Simchi-Levi mendefinisikan Supply Chain Management (SCM) sebagai berikut (2000:1): "Apakah set pendekatan digunakan untuk efisien mengintegrasikan pemasok, produsen, gudang dan toko, sehingga barang yang diproduksi dan didistribusikan pada jumlah yang tepat, di sebelah kanan lokasi dan pada waktu yang tepat, untuk meminimalkan biaya sistem yang luas sedangkan persyaratan tingkat layanan yang memuaskan "sedangkan Hanfield dalam bukunya supply Chain Redesign (2002:8) mendefinisikan SCM sebagai berikut:". Apakah integrasi dan manajemen organisasi rantai suplai dan kegiatan melalui hubungan organisasi koperasi, proses bisnis yang efektif, dan tingkat tinggi berbagi informasi untuk menciptakan sistem nilai berkinerja tinggi yang memberikan organisasi anggota keunggulan kompetitif yang berkelanjuta ".
Terdapat 3 hal yang perlu diperhatikan :
1.
Tujuan dari SCM adalah untuk melakukan efektifitas dan efisiensi mulai
dari suppliers, manufacturers, warehouse dan stores. Tidak adanya
koordinasi yang baik antara pihak-pihak yang terkait akan mengakibatkan
kerugian yang cukup besar. Salah satu dampak yang kerapkali terjadi
adalah “Bullwhip effect”. Hal ini terjadi karena kurangnya koordinasi
dalam pertukaran informasi antara toko retail, distributor dan
perusahaan. Disatu sisi ketika manajer toko retail melihat peningkatan
permintaaan dari konsumen sejumlah 100 unit maka peningkatan 100 unit
ini akan ditangkap distributor sejumlah 500 unit dan perusahaan akan
menangkap perningkatan permintaan tersebut sebesar 2500 unit. Kalau kita
memperhatikan, informasi jumlah 100 itu dapat sampai ke pihak
perusahaan bagaikan bola salju yang menggelundung dari atas kebawah yang
semakin lama semakin besar. Dan hal ini akan menjadi lebih kacau lagi
kalau pemenuhan kebutuhan itu ditangkap pada waktu yang sudah berjalan
cukup lama.
2. SCM mempunyai dampak terhadap pengendalian biaya.
3. SCM mempunyai peranan penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan perusahaan kepada customer.
Dalam
kurun waktu dewasa ini keinginan customer lebih cepat mengalami
perubahan, hal ini dapat kita lihat dari ragam produk yang ada dalam
pasaran. Hal ini membuat perusahaan harus dapat mengatur secara baik
persediaan yang dimiliki perusahaan, karena dengan perubahan jumlah
permintaan terhadap produk tertentu akan membuat perubahan terhadap
kebijakan perusahaan untuk persediaan, dalam hal ini salah satunya
adalah menentukan tingkat pemesanan kembali. Supply Chain Management
berbicara mengenai bagaimana mengatur pemasokan barang terhadap
perusahaan. Namun SCM bukan hanya berbicara mengenai pemasokan barang
secara sederhana. SCM berbicara mengenai cara untuk mengintegrasikan
rantai pasokan barang sampai pendistribusian barang ketangan pelanggan
akhir. Hal ini merupakan sesuatu yang sangat kompleks, karena begitu
banyak pihak yang terlibat dalam perjalanan dari supplier, perusahaan,
distributor sampai ke pengguna akhir . Menurut Ramalhinho (October,
2002) dalam artikelnya : “Supply Chain Mangement: an opportunity for
Metaheuristic” mengatakan sehubungan dengan dunia industri: “The
increasing need of industry to compete with its product in global
market, across cost, quality and service dimension, has driven the need
to develop logistic systems more efficient than those traditionally
employed”. Jadi dapat disimpukan bahwa sistem persediaan yang baik
semakin dibutuhkan dalam persaingan global.
Pemain Utama dalam Supply Chain Management (SCM)
Supply
Chain menunjukkan adanya rantai yang panjang yang dimulai dari supplier
sampai pelanggan, dimana adanya keterlibatan entitas atau disebut
pemain dalam konteks ini dalam jaringan supply chain yang sangat kompleks tersebut. Berikut ini merupakan pemain utama yang yang terlibat dalam supply chain:
1. Supplier (chain 1)
Rantai pada supply chain dimulai dari sini, yang merupakan sumber yang menyediakan bahan pertama, dimana mata rantai penyaluran barang akan mulai. Bahan pertama disini bisa dalam bentuk bahan baku, bahan mentah, bahan penolong, suku cadang atau barang dagang.
2. Supplier-Manufacturer (chain 1-2)
Rantai pertama tadi dilanjutkan dengan rantai kedua, yaitu manufacturer yang merupakan tempat mengkonversi ataupun menyelesaikan barang (finishing). Hubungan kedua mata rantai tersebut sudah mempunyai potensi untuk melakukan penghematan. Misalnya, penghematan inventory carrying cost dengan mengembangkan konsep supplier partnering.
3. Supplier-Manufacturer-Distribution (chain 1-2-3)
Dalam tahap ini barang jadi yang dihasilkan disalurkan kepada pelanggan, dimana biasanya menggunakan jasa distributor atau wholesaler yang merupakan pedagang besar dalam jumlah besar.
4. Supplier-Manufacturer-Distribution-Retail Outlets (chain 1-2-3-4)
Dari pedagang besar tadi barang disalurkan ke toko pengecer (retail outlets). Walaupun ada beberapa pabrik yang langsung menjual barang hasil produksinya kepada customer, namun secara relatif jumlahnya tidak banyak dan kebanyakan menggunakan pola seperti di atas.
5. Supplier-Manufacturer-Distribution-Retail Outlets-Customer (chain 1-2-3-4-5). Customer merupakan rantai terakhir yang dilalui dalam supply chaindalam konteks ini sebagai end-user.
Hambatan pada Supply Chain Management (SCM)
SCM
merupakan sesuatu yang sangat kompleks sekali, dimana banyak hambatan
yang dihadapi dalam implementasinya, sehingga dalam implementasinya
memang membutuhkan tahapan mulai tahap perancangan sampai tahap evaluasi
dan continuous improvement. Selain itu implementasi SCM membutuhkan
dukungan dari berbagai pihak mulai dari internal dalam hal ini seluruh
manajemen puncak dan eksternal, dalam hal ini seluruh partner yang ada.
Berikut ini merupakan hambatan-hambatan yang akan dialami dalam
implementasi SCM yang semakin menguatkan argument bahwa implementasi SCM
memang membutuhkan dukungan berbagai pihak (Chopra & Meindl 2001):
1.
Incerasing Variety of Products. Sekarang konsumen seakan dimanjakan
oleh produsen, hal ini kita lihat semakin beragamnya jenis produk yang
ada di pasaran. Hal ini juga kita lihat strategi perusahan yang selalu
berfokus pada customer (customer oriented). Jika dahulu produsen
melakukan strategi dengan melakukan pembagian segment pada customer,
maka sekarang konsumen lebih dimanjakan lagi dengan pelemparan produk
menurut keinginan setiap individu bukan menurut keinginan segment
tertentu. Banyaknya jenis produk dan jumlah dari yang tidak menentu dari
masing-masing produk membuat produsen semakin kewalahan dalam memuaskan
keinginan dari konsumen.
2. Decreasing Product Life Cycles.
Menurunnya daur hidup sebuah produk membuat perusahan semakin kerepotan
dalam mengatur strategi pasokan barang, karena untuk mengatur pasokan
barang tertentu maka perusahaan membutuhkan waktu yang tertentu juga.
Daur hidup produk diartikan sebagai umur produk tersebut dipasaran.
3.
Increasingly Demand Customer. Supply chain management berusaha mengatur
(manage) peningkatan permintaan secara cepat, karena sekarang customer
semakin menuntut pemenuhan permintaan yang secara cepat walaupun
permintaan itu sangat mendadak dan bukan produk yang standart
(customize).
4. Fragmentation of Supply Chain Ownership. Hal ini
menggambarkan supply chain itu melibatkan banyak pihak yang mempunyai
masing-masing kepentingan, sehingga hal ini mebuat Supply chain
mangement semakin rumit dan kompleks.
5. Globalization. Globalisasi
membuat supply chain semakin rumit dan kompleks karena pihak-pihak yang
terlibat dalam supply chain tersebut mencakup pihak-pihak di berbagai
negara yang mungkin mempunyai lokasi diberbagai pelosok dunia.
Labels: Manajemen Operasional
Sumber : Jurnal -sdm.blogspot.com
Globalisasi telah menghasilkan produksi yang bergantung pada rantai pasokan internasional peregangan di seluruh dunia. Perusahaan multinasional memproduksi produk dalam upah rendah negara, terutama pakaian, elektronik, alas kaki dan mainan. Layanan jaringan sama-sama mengglobal.
Sayangnya banyak rantai pasokan lokal punya tenaga kerja miskin dan standar lingkungan. Pekerja dibayar buruk dan sering bekerja dalam kondisi tidak aman. Untuk mengubah ini, kami menyerukan kepada perusahaan untuk memperbaiki kondisi kerja di pabrik-pabrik pemasok.
Para Oblates berada dalam dialog dengan perusahaan dari berbagai sektor dari elektronik (General Electric Company) untuk ritel (Wal-Mart). Kami bekerja dengan anggota ICCR sesama untuk mendesak implementasi kebijakan untuk menjamin kondisi kerja yang lebih baik dan upah untuk pekerja serta kondisi lingkungan membaik. Perusahaan menanggapi karena khawatir reputasi mereka dan 'Merek'.
Beberapa perkembangan penting:
Wal-Mart untuk Memperkuat Standar Tenaga Kerja dan Lingkungan Pemasok
Kaleidoscope proyek [McDonald dan Walt Disney]
Contoh Diagram Supply Chain
Supply Chain & Supply Chain Management December 16, 2006
Istilah supply chain dan supply chain management sudah menjadi
jargon yang umum kita jumpai di berbagai media baik majalah manajemen,
buletin, koran, buku ataupun dalam diskusi-diskusi. Namun tidak jarang
kedua term diatas di persepsikan secara salah. Banyak yang
mengkonotasikan supply chain sebagai suatu software. Bahkan ada yang
mempersepsikan bahwa supply chain hanya dimiliki oleh perusahaan
manufaktur saja, sehingga pernah suatu saat saya menerima statement dari
petinggi perusahaan bahwa perusahaannya tidak memiliki supply chain
karena tidak memiliki fasilitas produksi sama sekali.
Sebagai disiplin, supply chain management memang merupakan suatu
disiplin ilmu yang relative baru. Cooper (1997) bahkan menyebut istilah
“supply chain management” baru muncul di awal tahun 90-an dan istilah
ini diperkenalkan oleh para konsultan manajemen. Saat ini supply chain
management merupakan suatu topic yang hangat, menarik untuk didiskusikan
bahkan mengundang daya tarik yang luar biasa baik dari kalangan
akademisi maupun praktisi.
Supply Chain
Supply chain dapat didefinisikan sebagai sekumpulan aktifitas (dalam bentuk entitas/fasilitas) yang terlibat dalam proses transformasi dan distribusi barang mulai dari bahan baku paling awal dari alam sampai produk jadi pada konsumen akhir. Menyimak dari definisi ini, maka suatu supply chain terdiri dari perusahaan yang mengangkat bahan baku dari bumi/alam, perusahaan yang mentransformasikan bahan baku menjadi bahan setengah jadi atau komponen, supplier bahan-bahan pendukung produk, perusahaan perakitan, distributor, dan retailer yang menjual barang tersebut ke konsumen akhir. Dengan definisi ini tidak jarang supply chain juga banyak diasosiasikan dengan suatu jaringan value adding activities.
Bisa kita bayangkan bagaimanakah jaringan supply chain dari suatu
produk tertentu. Kita ambil saja satu contoh barang yang sudah sangat
kita kenal, mobil misalnya. Berbagai macam aktivitas dan perusahaan
terlibat dalam pembuatan suatu mobil sampai ia ada ditangan konsumen
akhir. Kalau kita lihat dari titik perusahaan perakitan sampai aliran
barang ke konsumen, mungkin akan terlihat “sederhana”. Dari perakitan
akhir, mobil-mobil akan di distribusikan melalui dealership sampai
mobil-mobil ini ada di showroom-showroom untuk akhirnya sampai ke
pemakai. Pada rantai jaringan inipun juga terlibat jaringan after sales
services yang siap melayani konsumen mulai dari perawatan dilengkapi
dengan supply komponen pengganti.
Kalau kita tarik dari perakitan sampai ke bahan baku, maka jaringan
supply chain ini akan semakin kompleks. Berbagai komponen, modul dan sub
komponen yang terlibat untuk dapat dirakitnya suatu mobil. Di titik
paling hulu adalah industri yang menghasilkan plastik, baja/besi,
aluminium, dan karet untuk ban, gasket dan komponen dari karet lainnya,
serta kulit yang digunakan untuk jok mobil. Bisa kita bayangkan, ada
ribuan aktivitas yang terlibat.
Nah, dari gambaran dan definisi diatas maka kita bisa lihat bahwa
supply chain sebagai suatu aktivitas ataupun proses bisnis akan selalu
ada. Dan bahkan keberadaannya telah ada sejak suatu aktivitas
transformasi barang dan pendisitribusiannya ke konsumen akhir dimulai.
Jadi, apakah suatu perusahaan menerapkan prinsip-prinsip manajemen
supply chain atau tidak, perusahaan tersebut akan tetap menjadi bagian
dari suatu supply chain. Bahkan perusahaan bisa menjadi bagian lebih
dari satu supply chain sekaligus. Supermarket seperti Carrefour
misalnya, pada saat yang sama ia menjadi ujung paling bawah (downstream)
dari supply chain untuk banyak produk sekaligus. Posisi perusahaan
dalam berbagai supply chain dimana ia beroperasi pun bisa berlainan.
Perusahaan ban Goodyear misalnya, ia menjadi pemasok untuk pabrik
perakitan mobil ketika kita pandang ia sebagai bagian dari supply chain
produk mobil. Pada saat yang sama ia juga menjadi manufacturer akhir
yang memasok ban langsung ke distributor dan retailer untuk pasar
pengguna mobil yang membutuhkan penggantian ban. Di industri
elektronika, perusahaan seperti Motorola bisa menjadi supplier bagi
AT&T pada supply chain produk tertentu, di lain produk Motorola bisa
menjadi customer dari AT&T.
Sekarang ini, supply chain tidak hanya melibatkan aliran barang dari
hulu ke hilir tetapi juga melibatkan aliran barang sebaliknya yaitu dari
konsumen kembali ke manufacturer, atau yang disebut dengan reverse
supply chain. Aktivitas-aktivitas reverse supply chain meliputi:
pengembalian produk cacat, services and maintenance, ataupun aktivitas
daur ulang.
Sangat penting untuk dicatat bahwa dalam suatu supply chain terdapat
tiga macam aliran utama, yaitu aliran produk, uang dan informasi.
Pengelolaan dan sinkronisasi ketiga aliran inilah yang menjadi ruh dan
jiwa dari supply chain management.
sumber : baihaqi.wordpress.com
Definisi Supply Chain Management
Supply Chain merupakan suatu rangkaian proses pengambilan-proses pengambilan dan aliran yang terjadi didalam dan diantara tahapan rantai pasok yang berbeda dan berkombinasi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan atas suatu produk. Konsep supply chain ini mengintegrasikan secara efisien antara pemasok, perusahaan manufaktur, pergudangan, dan toko, sehingga barang yang diproduksi dan didistribusi dengan kualitas yang tepat, lokasi yang tepat, dan waktu yang tepat, untuk meminimumkan biaya-biaya pada kondisi yang memuaskan kebutuhan tingkat pelayanan. Konsep rantai pasokan Suami mengintegrasikan secara pengerjaannya efisien antara pemasok, anak pajak tangguhan manufaktur yang, pergudangan, dan toko, sehingga barang yang diproduksi dan didistribusi mencari Google Artikel kualitas yang tepat, lokasi yang tepat, dan terbalik yang tepat, untuk meminimumkan biaya-biaya pada kondisi yang memuaskan kebutuhan tingkat pelayanan .
Supply Chain merupakan suatu rangkaian proses pengambilan-proses pengambilan dan aliran yang terjadi didalam dan diantara tahapan rantai pasok yang berbeda dan berkombinasi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan atas suatu produk. Konsep supply chain ini mengintegrasikan secara efisien antara pemasok, perusahaan manufaktur, pergudangan, dan toko, sehingga barang yang diproduksi dan didistribusi dengan kualitas yang tepat, lokasi yang tepat, dan waktu yang tepat, untuk meminimumkan biaya-biaya pada kondisi yang memuaskan kebutuhan tingkat pelayanan. Konsep rantai pasokan Suami mengintegrasikan secara pengerjaannya efisien antara pemasok, anak pajak tangguhan manufaktur yang, pergudangan, dan toko, sehingga barang yang diproduksi dan didistribusi mencari Google Artikel kualitas yang tepat, lokasi yang tepat, dan terbalik yang tepat, untuk meminimumkan biaya-biaya pada kondisi yang memuaskan kebutuhan tingkat pelayanan .
Supply
chain management (SCM) adalah filosofi management yang secara
terus-menerus mencari sumber-sumber fungsi bisnis yang kompeten untuk
digabungkan baik dalam perusahaan maupun luar perusahaan seperti mitra
bisnis yang berada dalam satu supply chain untuk memasuki sistem supply
yang berkompetitif tinggi dan memperhatikan kebutuhan pelanggan, yang
berfokus pada pengembangan solusi inovatif dan sinkronisasi aliran
produk, jasa, dan informasi untuk menciptakan sumber nilai pelanggan
(customer value) secara unik. Manajemen rantai suplai (SCM)
adalah Filosofi manajemen yang secara terus-menerus mencari sumber-sumber fungsi bisnisdan yang kompeten untuk digabungkan baik
dalam maupun luar anak pajak tangguhan anak pajak tangguhan saling
melengkapi mitra bisnis yang berada dalam satu rantai pasokan untuk
memasuki sistem pasokan berkompetitif yang tinggi dan memperhatikan
kebutuhan pelanggan , Yang berfokus pada pengembangan solusi inovatif dan sinkronisasi aliran produk, jasa, dan informasi untuk menciptakan sumber diskonto pelanggan (customer value) secara unik. Dengan
memanfaatkan supply chain management, suatu perusahaan akan mendapatkan
banyak manfaat, seperti yang disebutkan Peter J Metrz dalam
“Demystifying Supply Chain Management” terlihat pada Gambar II.1
Mencari Google Artikel memanfaatkan manajemen rantai suplai, suatu anak
pajak tangguhan Akan mendapatkan banyak manfaat, saling melengkapi yang
disebutkan Peter J Metrz dalam "Demystifying Supply Chain Management"
terlihat pada Gambar II.1
Terkadang
Supply chain management ini disamakan dengan Manajemen logistik, tetapi
sebenarnya ada perbedaan yang cukup mendasar antara supply chain
management dengan manajemen logistik yaitu terletak pada orientasi atau
cara pandang. Pasokan terkadang manajemen rantai Suami disamakan mencari Google Artikel Manajemen Logistik, tetapi sebenarnya ada
permanent differences yang cukup mendasar antara manajemen rantai suplai
Mencari Google Artikel Manajemen Logistik yaitu terletak padaorientasi
atau cara pandang. Manajemen
logistik lebih memfokuskan pada pengoptimalan rencana orientasi dan
kerangka kerja berupa pembuatan rencana tunggal untuk aliran produk dan
informasi di dalam perusahaan sedangkan supply chain management merasa
tidak cukup hanya integrasi dibagian dalam saja, tetapi juga bagian luar
perusahaan yang meliputi supplier dan pelanggan. Manajemen
Logistik lebih memfokuskan pada pengoptimalan Rencana kerangka orientasi dan kerja berupa pembuatan rencana tunggal untuk Aliran Produk dan
Informasi di dalam anak pajak tangguhan sedangkan manajemen rantai
suplai merasa Media Nusantara cukup hanya Integrasi dibagian dalam Saja,
tetapi juga anak pajak tangguhan bagian tidak luar yang meliputi
pemasok dan pelanggan.
Salah satu bagian dalam supply chain management yang penting adalah bagian procurement. salah satu bagian tidak dalam manajemen rantai suplai yang penting adalah bagian tidak pengadaan. bagian ini yang melakukan pengadaan barang ataupun jasa yang akan digunakan dalam aktivitas perusahaan.
(Contoh aliran rangkaian pasokan supplychain industri)
(klasifikasi Rantai Pasok)
digilib.ittelkom.ac.id/index.php?...article...definisi-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar